TERIMA KASIH SELAMAT DATANG

Selamat menikmati lembar pengetahuan yang sederhana ini. Semoga bisa memberi manfaat kepada kita semua khususnya buat kami. Silahkan berbagi pengetahuan agar memberi kebaikan baik bagi diri maupun lingkungan sekitar kita.

Kamis, 31 Maret 2011

Pencemaran Tanah

BAB I
PENDAHULUAN

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 disebutkan bahwa “Kerusakan / pencemaran tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

  

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air danudara merupakan bagian dari tanah.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam  tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
 Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).


BAB III
PEMBAHASAN

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Sudah sepatutnya kita menjaga kelestarian tanah sehingga bisa mendukung kehidupan di muka bumi ini. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia.
Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
 a. Limbah domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, bisa berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berbentuk; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
  b. Limbah industri
Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan.
Timbunan sampah bisa menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah.
Yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air adalah Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan makanan untuk berkembang.
Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga; peresapannya kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah, inilah salah satunya yang disebutkan sebagai pencemaran tanah.
Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil buangan industri.  Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah juga menimbulkan bau di sekitarnya karena .
Tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya kebakaran.
Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah.
Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam kondisi ini tanpa disadari justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah.
Pestisida yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. 
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat banyak diperlukan agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Akan sangat baik jika setiap rumah tangga bisa memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll sehingga dalam hal ini bukan pencemaran tanah yang terjadi tetapi proses pembusukan organik yang alami.
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan daur ulang. Kurangilah penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida.Limbah industri harus diolah dalam pengolahan limbah, sebelum dibuang kesungai atau kelaut.
Kurangilah penggunaan bahan-bahan yang tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Salah satu contohnya adalah dengan mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
 1.Remidiasi
 Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
 Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
 2. Bioremediasi
 Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

  

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.
  
DAFTAR PUSTAKA

Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 121 hal.
Wikipedia. 2007. Pencemaran Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 26 Desember 2007.
Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal.
walhijabar.blogspot.com

Plesiran yang “Aneh”


Biasanya orang yang ingin refreshing atau plesiran perginya ke Pantai, Gunung, ataupun ke Mall. Hal yang kulakukan ini terdengar aneh mungkin bagi anda karena plesiranku bukan ke tempat-tempat yang tadi kusebutkan melainkan ke Pasar Loak. Yah, Mall dan Pasar memang tidak jauh beda sih namun bagiku Pasar Loak adalah tempat yang paling menyenangkan dan nyaman untuk dikunjungi dibanding pasar pada umumnya, sama-sama ramai tetapi pasar loak ini lumayan tertib untuk ukuran kacamataku bukan dari kacamata para ahli planologi lho hanya dari kacamata orang biasa.
Sebut saja tempat itu adalah Pasar Senthir alias Papasta-jangan tanya artinya karena saya sampai saat ini belum tahu juga apa makna kata tersebut-di bilangan Malioboro Yogyakarta tersebut-tapi bener nggak sih nama tempatnya-.
Entah mengapa hari ini adalah kunjunganku yang kesekian kalinya tanpa ada rasa bosan maupun jenuh untuk selalu kesana. Banyak tempat yang seperti ini tentunya di penjuru nusantara ini namun tempat ini seolah memberikan kebebasan kepadaku untuk menjelajahi setiap areanya yang tidak begitu luas namun cukup membuatku untuk mengelilinginya berulang-ulang kali. Padahal barang yang di jual tidak jauh beda dengan pasar loak di tempat lain mulai dari mur hingga sepeda onthel maupun sparepartnya ada disana, buku dan majalah ada juga, pakaian plus sepatu dan sandal apalagi.
Menjajakan barang pun tidak membutuhkan space yang khusus bisa jadi hanya berbekal selembar karung beras sudah bisa menggelar dagangan disana hingga tikar plastik ukuran dua kali empat ada disana. Maklumlah, pasar ini pada siang hari merupakan tempat parkir roda dua yang selalu padat. Di salah satu sudut tempat tersebut tertulis parkir kendaraan di tempat itu hanya sampai jam 18.00, tidak boleh melewati waktu yang sudah ditentukan kecuali bagi pengguna kendaraan yang bertujuan untuk ke pasar loak tersebut tapi itupun telah diatur tempatnya. Apik bener ya …
Kucoba bergerilya dengan mata ini untuk mencari sesuatu yang kira-kira akan memenuhi kebutuhan sehari-hariku, kepikiran untuk membeli beberapa barang namun setelah menimbang-nimbang dipending dulu untuk memilikinya. Terkadang tersenyum-senyum sendiri dengan hasil penelusuranku, barang-barangnya ada saja yang menurutku unik seperti mur itu atau bingkai foto maupun gelas minum ada disana.
Sempat terlintas di benakku bahwa begitu kreatifnya mereka mencari nafkah barang yang tidak begitu berguna bagi sebagian orang tetapi di tempat ini bisa bernilai duit-mau coba akh jualan juga siapa tahu beruntung, apa saja barang yang sudah tidak bisa ku manfaatkan lagiuntuk dijual disini-tapi sudahlah masing-masing kita sudah memiliki peran dan lakonnya masing-masing.
Terlepas dari sisi negatif barang yang ada disana tetapi ada satu tempat yang begitu membuatku ingin selalu berlama-lama di tempat itu. Apakah itu? Bukan tempat jualan hape yang beragam macam dan coraknya yang membuatku betah ada disana tetapi di tempat dagangan seorang bapak yang menjual lampu-bukan lampu bolam- yang dijual bukannya lampu yang bisa langsung dinyalakan melainkan lampu yang bagi kebanyakan kita jika sudah mati maka akan kita buang ke tong sampah tapi bapak itu diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat kembali-terlepas apakah lampu tersebut akan lebih boros setelah di re-fungsi kembali alias tidak hemat energi-daftar harga telah tersedia dipapan promosi jualan bapak itu. Empat sampai delapan watt harganya lima ribu perak, sebelas sampai empat belas watt seharga sepuluh ribu perak dan diatas dua puluh tiga watt lima belas ribu perak keatas.tanpa banyak mengutak-atik komponen lampu itu dan setelah di uji coba dan ternyata bisa menyala dan jangan salah bapak itu memberi garansi atas barang yang dijualnya, hebatkan!.
Di kepalaku terlintas sebuah pemikiran seperti ini, bagaimana jika orang-orang seperti bapak ini bisa banyak dan mampu memanfaatkan barang-barang dengan cara unik mereka sendiri? Bisa ndak ya?! Bagi kita, apa bisa juga sekreatif beliau itu? Memcoba memberi fasilitas bagi orang yang biasa ataupun orang yang luar biasa menyelesaikan salah satu masalah krusial yaitu penerangan oleh lampu. Mmm… bapak yang unik dan pasar yang unik juga lah!


Reference:        
Observasi pribadiku di Pasar Loak yang Unik ini

Rabu, 30 Maret 2011

SENIN DADAKAN: Mitos dalam Cerita Rakyat

I don’t like Monday mungkin pernah terngiang di telinga kita semua tetapi senin ini menjadi sangat menyenangkan karena praktek perkuliahan berjalan sangat lancar.
Hampir tidak ada dalam pikiran ini jika ada kegiatan yang baik untuk menambah khasanah keilmuwan saya hari ini. Beruntung seseorang mengingatkan jika hari ini ada kegiatan diskusi tentang Cerita Rakyat dalam Khasanah ilmu sosial nusantara akan berlangsung jam 15.00 WIB. Terima kasih telah begitu baik mengingatkan saya. Dan yang membuat semangat ini makin meninggi karena informasi tersebut ternyata telah  ter-upload di blog yang telah saya buat ini-jadi menyadari benar betapa pentingnya untuk membuat blog agar bisa saling berbagi.
Diskusi tersebut dilaksanakan di Perpustakaan Kota Yogya yang diselenggarakan oleh Komunitas Kembang Merak-maaf referensi saya masih sedikit tentang komunitas ini- informasi awal tentang kegiatan ini saya dapatkan lewat bulletin yang dibuat oleh Perpustakaan Kota Yogya beberapa pekan yang lalu sewaktu memperpanjang masa pinjam buku saya-terima kasih ya-.
Ada tiga orang pembicara dalam diskusi ini: Ryan sugiarto dari Komunitas Kembang Merak dengan materi berjudul Cerita rakyat: Khasanah (ilmu) Sosial Nusantara, Fairuzul Mumtas,SS dari Mahasiswa Pascasarjana Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan materi Mitos dan Kisah-kisah Nusantara masa Kini (Hilanganya Nilai-nilai leluhur), dan Prof.Dr.Heddy Shri Ahimsa Putra,M.A,M.Phil dari Antropologi Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada dengan materi Mitos “Dewi Sri”: Relasi-realsi simbolik dan nilai-nilai di dalamnya.
Konten materi yang sangat menyenangkan buat saya karena merupakan brand new pemikiran dan mencoba untuk out of the box.
Dari beberapa hal yang saya tangkap dari diskusi tersebut bahwa mitos ternyata berkembang dan sangat mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat nusantara selama ini sejak dulu sampai sekarang walaupun mitos ada yang mempercayai dan ada juga yang tidak mempercayainya.
Dalam diskusi ini cerita rakyat seperti Cerita Roro Jongrang yang coba di gambarkan oleh Ryan yang syarat dengan makna dan symbol dan masih dapat dinikmati keberadaannya di Candi prambanan. Atau cerita tentang Malin Kundang yang coba di modifikasi ala jaman sekarang melalui medi elektronik-televisi-dari cerita yang seperti kita ketahui bahwa maling durhaka dan dikutuk hingga cerita malin tidak di kutuk tapi hanya mengalami kesialan saja ini di tuturkan oleh Fairus yang menurutnya terlalu banyak rekayasa dan kepentingan didalam pembuatannya termasuk kepentingan kapitalis katanya. 
Dan diskusi menjadi lebih seru lagi ketika sesi Pak Heddy-datangnya telat karena pesawatnya telat mendarat dari Jakarta katanya-nah beliau mengisahkan mitos tentang Dewi Sri yang seperti kita ketahui adalah merupakan simbol kesuburan atau Dewi padi dan ternyata begitu banyak cerita yang mengejutkan ada didalamnya dan yang paling menarik adalah ketika beliau menceritakan pengalaman meneliti di Sulawesi Selatan bahwa ternyata perempuan bugis lebih senang tidak menikah-untuk kalangan bangsawan-jika mereka tidak mendapat pasangan yang setara dengan strata sosial yang mereka miliki-Arung, Karaeng, Andi-. Beliau juga sempat meminta maaf jika ada yang tersinggung dengan hal tersebut tetapi itulah kenyataan yang beliau dapatkan ketika melakukan penelitian tersebut. Jadi kepikiran mahalnya uang belanja perempuan bugis apa ada kaitannya denga ini ya…!?!?!?!?!
Gambaran beliau tentang relasi-relasi simbolik dan nilai-nilai didalamnya jelas tergambar dalam mitos Dewi Sri ini bagaimana analisis dan tafsir miteme yang beliau buat seperti bagian-bagian tubuh tokoh-tokoh dunia dewa ini mewakili tokoh flora maupun fauna.
Intinya bahwa mitos bukan sesuatu yang tidak boleh ada ada tetapi mitos harus berangkat dari sebuah kisah dan ada penokohan didalamnya bukan hanya mengatakan bahwa pohon itu pohon keramat tanpa tahu bahwa kenapa pohon itu keramat karenanya haruss ditahu apakah pohon keramat itu perwujudan seseorang yang jahat ataukah pangeran yang dikutuk menjadi pohon tersebut.
Kira-kira cukup ini yang bisa saya bagi semoga bermanfaat.

Referensi:
Diceritakan berdasar pada pemahaman pribadi dalam Pengalaman Pribadi mengikuti Diskusi Maret 2011 Komunitas Kembang Merak “Khasanah Nilai Sosial dalam Cerita Rakyat di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Senin, 28 Maret 2011

Senin, 28 Maret 2011

Si “WALHI RAJ GREEN”

Berangkat dari sebuah SMS yang saya terima di hape, saya mencoba untuk mengikuti sebuah kegiatan yang diadakan oleh Wahana Lingkungan Hidup Cabang Yogyakarta dan Radio Anak Jogja pada hari minggu kemarin tepatnya tanggal 27 Maret 2011 yang berlangsung dari jam 08.00 hingga selesai sekitar jam 14.00 di sebuah sekolah PAUD berwawasan lingkungan Green School Jogjakarta di daerah Jambon, Trihanggo, Sleman Yogyakarta dalam rangka wisata lingkungan bersama FOKAL.
Fokal adalah singkatan dari Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan yang diwadahi oleh WALHI dan RAJ memang sejatinya di ikuti oleh anak-anak dan orang tuanya tetapi kupikir bukanlah sebuah masalah jika saya ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Kami berangkat dengan 2 Bis angkutan Kota Yogyakarta itupun masih belum mampu membuat semua peserta bias duduk santai di tempat duduknya masing-masing alias masih ada yang berdiri termasuk saya dan beberapa panitia. Katanya ada beberapa orang yang ikut mengantar tetapi tidak membayara kontribusi sebesar Rp. 15.000 yang ditetapkan panitia. Janganlah, sebelum naik ke bis saya sudah membayar loh.
Sekitar 30 menit kami teah sampai di Green School Jogja suasana yang begitu asri tampak jelas di area tersebut. Lengkap terbentang spanduk degam ucapan selamat datang ke sekolah tersebut dan beberapa spanduk tentang lingkungan hidup tentunya. Tak lupa menyempatkan diri untuk berfoto di depan symbol sekolah tersebut biar ada kenang-kenangan gitu lho.
Anak-anak apda berlarian kesana kemari saking senangnya melihat tempat bermain yang beraneka bentuk, ayunan, naik kereta andong tanpa kuda tentunya, ada juga balai-balai tempat duduk, tempat duduk berayun dan lain sebagainya. Ibu-ibu tak lupa bergegas juga untuk melihat seperti apa sih sekolah yang akan di kunjungi putra-putri mereka.
Sambutan hangat diberikan oleh Ibu Henny selaku Kepala Sekolah dan sedikit ada informasi tentang sejarah berdirinya sekolah hijaunya. Setelah kami semua di persilahkan ke suatu tempat pertemuan untuk menyambut kedatangan kami semua. Walau cuaca sedikit tidak bersahabat alias hujan, tidak menyurutkan keinginan anak-anak dan para orang tua tentunya untuk beraktifitas di tempat itu.
Ada banyak rangkaian kegiatan ternyata yang telah disiapkan oleh panitia mulai dengan bernyanyi, membuat handy craft, mendesain gelas plastik bekas hingga menanam padi di area yang telah disiapkan.
Bernyanyi bersama tentu sangat menyenangkan, dipandu oleh salah seorang adik peserta kami menyanyikan 2 buah lagu yaitu Hijau Rumahku Hijau Bumiku dan Anak Petani.

Hijau Rumahku Hijau Bumiku
Kami Keluarga dan Anak Cinta lingkungan
 Slalu berusaha lindungi bumi kita
Hemat menggunakan sumber daya alam
Agar terhindarkan dari kehancuran
       Di rumah di sekolah di taman di restoran
       Kita kemana-mana ingat yang satu ini
       Pilah sampah pada tempatnya
Hijau rumah kita hijau kampong kita
Hijau skolah kita Hijau kota kita
Hijau sawah kita hijau bukit kita
Hijau hutan kita hijau bumi kita
        Mari kita semua suka menanam pohon
        Agar kita terhindar dari banyak bencana 
        Ingat slalu syukur pada-Nya

Anak Petani
Setiap hari ku pergi ke sawah
Menanam padi sayuran dan buah
Tak pernah ku lupa siram selalu
Riang hatiku semua tumbuh subur
Ku besar nanti ku ingin bertani
Merubah semua tanah jadi subur
Agar tak ada lagi kelaparan
Semua anak tumbuh sehat kuat

Begitulah lirik lagu yang kami nyanyikan bersama agar semua bersemangat menjaga alam ini.
Setelah bernyanyi anak-anak dipisahkan dengan orang tua mereka. Ternyata mereka memiliki kegiatan masing-masing, anak-anak mengambil gelas plastik bekas yang mereka bawah dari rumah masing-masing dan panitia membagikan dua lembar kertas berbeda warna ke masing-masing anak dan disilahkan berkreasi dengan kertas kemudian di lekatkan pada gelas plastik bekas memakai lem yang juga disiapkan panitia, tentunya harus dilakukan oleh mereka sendiri tanpa bantuan orang tua mereka. Mereka tambah semangat karena hasil karyanya ternyata dilombakan dan hadiah menarik menanti hasil kreasi mereka itu.
Lain lagi dengan orang tua mereka yang juga telah membawa koran bekas oleh panitia diminta untuk membuat tas(saya tidak tau apa namanya tapi biasanya kalo di kampus mahasiswa yang mau menseminarkan penelitiannya menyiapkan souvenir untuk dosen dengan tas tersebut) yang tentunya di arahkan oleh panitia bagaimana cara membuatnya, ternyata orang tua mereka tidak kalah antusiasnya maklumlah tasnya ternyata bisa diisi oleh oleh bibit Tomat dan Cabe yang telah disiapkan selain ada juga yang ditanam disana tentunya. Tasnya benar-benar unik terbuat dari koran bekas dan dan tali jinjingannya terbuat dari kantong plastik bekas yang di gulung seperti tali rafiah.
Setelah itu, acara menanam tomat, cabe dan padi telah siap menunggu dan semua dilakukan oleh anak-anak tersebut orang tua hanya menyaksikan dari dekat sambil mengabadikan momen-momen penting anak mereka yang tengah bergumul dengan tanah. Seru dan menyenangkan tentunya… jarang ada sekolah yang punya sawah dan empang seperti Green school jogja ini walau luasnya hanya sekitar satu hektar tapi mampu berkreasi dengan maksimal memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran dan tidak menyiapkan permainan-permainan siap saji-kayak makanan saja- karena semuanya terbuat secara alamiah dan menggunakan bahan bekas pakai seperti ban bekas dan juga bamboo yang banyak terdapat di area tersebut.
Kegiatan telah selesai, tibalah giliran istirahat dan tentunya dengan sajian makan siang yang telah disiapkan secara sederhana dengan daun pisang menjadi pengganti piring makan. Sungguh memberi kesan yang menghijaukan dan menyegarkan hati. Kemudian kamipun bergegas pulang dengan bis yang sama dan ke tempat tujuan yang sama tempat dimana kami berangkat pagi tadi di RAJ tentunya.
Banyak hal yang terfikirkan dibenakku pada saat itu:
  1. Acaranya bagus dan unik
  2. Memang tidak mudah mengatur anak-anak seusia mereka jadi perlu keterlibatan keseluruhan Panitia dan Job Desc harus jelas.
  3. Andaikan bisa peserta dibiasakan membawa tempat minumnya sendiri jadi disiapkan galon saja oleh Panitia bukannya minuman gelas yang disiapkan hehehe.......... 
  4. Bagaimana WALHI bisa menarik RAJ dalam kegiatan ini atau sebaliknya karena saya tidak tau siapa yang memprakarsai FOKAL ini.
  5. Bagaimana caranya bisa berjejaring dengan sekolah Green school Jogja
  6. Bukannya hanya materi outdoor, materi indoornya juga menarik anak-anak ada kompetisi
  7. Selain anak, orang tua juga dilibatkan karena untuk anak seusia mereka tentu sja orang tua masih sulit untuk melepasnya. Jadi dibuatkan kegiatan tersendiri juga buat orang tua si anak.
  8. Saya jadi kepikiran untuk melakukannya juga. Bagaimana ya bisa melibatkan pihak Radio ataupun perusahaan dalam hal ini?
  9. Bagaimana memilah tempat atau lokasi berkegiatan agar mereka bisa mengamini kegiatanku?
  10. Maukah anda bersama saya melakukannya?

Reference:
Pengamalan Pribadi mengikuti FOKAL-Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan- Minggu, 27 Maret 2011 jam 08.00-selesai
Radio Anak Jogja dan WALHI Yogyakarta

Hujan Asam

PENDAHULUAN

Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam.

Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat di tahun 1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari Hubbard Brook Experimental Forest di New Hampshire tentang of the banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.

PROSES TERJADINYA

Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.


Hujan pada dasarnya memiliki tingkat keasaman berkisar pH 5, apabila hujan terkontaminasi dengan karbon dioksida dan gas klorine yang bereaksi serta bercampur di atmosphere sehingga tingkat keasaman lebih rendah dari pH 5, disebut dengan hujan asam.

Menurut Soemarwoto O, 1992 Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat.


Menurut Bambang Yulianto (1993) masalah deposisi asam terjadi di lapisan atmosfer terendah, yaitu di troposfer. Asam yang terkandung didalam deposisi asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (NHO3). Keduanya merupakan asam yang sangat kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat, terutama dari gas NOx yang melalui proses fisik dan kimia di udara membentuk keasaman. Proses yang terjadi sangatlah kompleks yang melibatkan proses transportasi dan transformasi. Kontribusi air hujan untuk mengikat zat-zat polutan tersebut membentuk keasaman dalam bentuk senyawa H2SO4 dan NHO3.

Kadar SO2 tertinggi terdapat pada pusat industri di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur. Di Eropa Barat, 90% SO2 adalah antrofogenik. Di Inggris, 2/3 SO2 berasal dari pembangkit listrik batu bara, di Jerman 50% dan di Kanada 63%.

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.

Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.

Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.

Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.

Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.

Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.

Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara , 40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam minyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nox yang terbentuk.
Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut.
Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mongering bersama debu atau partikel lainnya

Dampak Hujan Asam 

Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :

Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
Tumbuhan dan Hewan

Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama.

Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.


Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.


Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
Kesehatan Manusia

Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.


Berdasarkan hasil penelitian Oksida nitrogen, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.


Oksida nitrogen (NOx) dan oksida sulfur (SOx) adalah gas pembentuk hujan asam, jika banyak terdapat diudara dan terjadi hujan maka airnya akan bersifat asam. Hujan asam ini dapat menyebabkan korosif pada bangunan/gedung , tanah menjadi tandus dan gatal-gatal jika terkena  kulit, sedangkan gasnya sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernafasan juga.


Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
Upaya Pengendalian Deposisi Asam

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.


Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker).



Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara.

Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan" dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam.



Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000. Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad, 2006). Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum tampil dalam bentuk papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai sebagai plafon atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan (partition boards) dan pelapis dinding (wall boards). 


Amerika Serikat merupakan negara perintis dalam memproduksi gipsum sintetis ini. Pabrik wallboard dari gipsum sintetis yang pertama di AS didirikan oleh Standard Gypsum LLC mulai November tahun 1997 lalu. Lokasi pabriknya berdekatan dengan stasiun pembangkit listrik Tennessee Valley Authority (TVA) di Cumberland yang berkapasitas 2600 megawatt.

Produksi gipsum sintetis merupakan suatu terobosan yang mampu mengubah bahan buangan yang mencemari lingkungan menjadi suatu produk baru yang bernilai ekonomi. Sebagai bahan wallboard, gipsum sintetis yang diproduksi secara benar ternyata memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan gipsum yang diperoleh dari penambangan. Gipsum hasil proses FGD ini memiliki ukuran butiran yang seragam. Mengingat dampak positifnya cukup besar, tidak mustahil suatu saat nanti, setiap PLTU batu bara akan dilengkapi dengan pabrik gipsum sintetis.

Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi. Teknologi yang digunakan juga harus diperhatikan, teknologi yang berpotensi mengeluarkan emisi hendaknya diganti dengan teknologi yang lebih baik dan bersifat ramah lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan gaya hidup, kita sering kali berlomba membeli kendaraan pribadi, padahal transportasilah yang merupakan penyebab tertinggi pencemaran udara. Oleh karena itu kita harus memenuhi kadar baku mutu emisi, baik di industri maupun transportasi.
Source:
Atjo AI, Karim A, Baharuddin G, Indra. Makalah AKL