TERIMA KASIH SELAMAT DATANG

Selamat menikmati lembar pengetahuan yang sederhana ini. Semoga bisa memberi manfaat kepada kita semua khususnya buat kami. Silahkan berbagi pengetahuan agar memberi kebaikan baik bagi diri maupun lingkungan sekitar kita.

Selasa, 10 Mei 2011

Wow, Bakteri Bertahan Selama 34 Ribu Tahun


California: Saat sedang menggali sebuah situs kuno, peneliti dari California Utara, Amerika Serikat, dikejutkan dnegan penemuan bakteri yang diperkirakan berusia puluhan ribu tahun. Seperti diwartakan Thirdage.com, baru-baru ini, bakteri berusia 34 ribu tahun di Death Valley. Bakteri tersebut bentuknya sangat kecil, serta berada di dalam kristal garam.
Kristal garam tumbuh dengan cepat, bersifat menyimpan apa pun yang terjadi di dekatnya. Hal tersebut mirip dengan miniatur bola salju yang dibuat secara alami. Brian Schubert, salah satu peneliti, mengaku terkejut dengan penemuan bakteri tua tersebut. "Bagian yang paling menarik untuk saya adalah ketika kami mampu mengidentifikasi sel dunaliella (alga) di sana," ungkapnya. Ia menambahkan, "Sekalipun dalam keadaan kelaparan, bakteri akan langsung memasang pola bertahan hidup."
Menakjubkan memang, bakteri tersebut masih hidup. Namun, mereka tidak menggunakan energi apa pun untuk "berenang" di sekitarnya. Bahkan, mereka tidak berkembang biak, mereka tidak melakukan apa-apa kecuali mempertahankan diri. Langkah selanjutnya, para peneliti akan mencari tahu cara bakteri dapat bertahan dalam keadaan hibernasi. Penelitian tambahan mungkin dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai perbaikan DNA mikroba.(DES/ANS)

Liputan6.com

Senin, 09 Mei 2011

Cepat atau Lambat, Bakteri Makin Kebal


Munculnya bakteri super yang resisten terhadap berbagai antibioitik paling ampuh sekalipun bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran. Cepat atau lambat, bakteri memang akan menjadi resisten terhadap antibiotik (multiresisten) yang ada saat ini.  "Tidak ada antibiotik yang sensitif (mampu bertahan lama) dalam membunuh bakteri. Para ahli mikrobiologi menganggap, antibiotik bukan merupakan cara tepat untuk menangani penyakit. Karena apabila peneliti menemukkan antibiotik untuk membunuh bakteri, tahun-tahun berikutnya bakteri akan menjadi resisten terhadap antibiotik yang ada," kata Prof. Sam Soemarto dari PAMKI (Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia),  pada dasarnya bakteri menjadi resisten karena banyak cara. "Pertama, memisahkan dirinya secara genetik. Kemudian dia bisa tumbuh menjadi bakteri baru yang kebal karena adanya proses mutasi dan transfer gen antibiotik ke bakteri lain,
 Mutasi sendiri ialah terjadinya modifikasi protein, yaitu penurunan afinitas ikatan protein bakteri dengan antibiotik. Protein akan tahan terhadap kehilangan efisiensi karena mutasi tersebut.  Nantinya, mutasi genetis yang berbeda akan menghasilkan tipe resistensi yang berbeda juga.  "Beberapa mutasi mengakibatkan bakteri dapat menghasilkan zat kimia (enzim) yang cukup untuk menonaktifkan antibiotika. Hal yang sama terjadi pada bakteri super yang menghasilkan enzim NDM-1," resistensi juga terjadi karena bakteri mentransfer gen antibiotik ke bakteri lain.  Bakteri bisa mendapatkan gen-gen resisten terhadap antibiotika dari bakteri lain dengan beberapa cara. Dengan melakukan proses perkawinan sederhana yang disebut “konjugasi,” bakteri dapat mentransfer materi genetik, termasuk kode-kode genetik yang resisten terhadap antibiotika (ditemukan dalam plasmids and transposons) dari satu bakteri ke bakteri yang lainnya.
 Bakteri yang mendapatkan gen-gen resisten, baik melalui mutasi spontan atau melalui pertukaran genetis dengan bakteri lainnya, memiliki kemampuan untuk melawan satu atau lebih jenis antibiotika. Karena bakteri dapat mengumpulkan beberapa sifat resistensi seiring dengan berjalannya waktu, mereka dapat menjadi resisten terhadap beberapa jenis antibiotika yang berbeda. Penggunaan tidak tepat "Resisten dari bakteri itu sendiri bisa dipercepat oleh pola pemakaian antibiotik(resep) yang dipakai dakter tidak tepat,"
 Menurut Prof. Sam, kebanyakan resep untuk penyakit tertentu seharusnya tidak perlu menggunakan antibiotik. Misalkan resep untuk flu, yang diketahui jelas bahawa penyakit flu berasal dari virus, sehingga tidak terpengaruh oleh pemberian antibiotik. bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotika juga disebabkan karena adanya penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang dapat dibeli tanpa resep dokter. "Pasien suka minum antibiotik tertentu padahal belum tentu obat itu mengobati penyakitnya.
 Padahal, penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat menghasilkan jenis bakteri baru yang dapat bertahan terhadap pengobatan yang diberikan atau yang disebut dengan resistensi bakteri. Jenis bakteri baru ini memerlukan dosis yang lebih tinggi atau antibiotika yang lebih kuat untuk dapat dimusnahkan, kebiasaan pasien tidak menghabiskan antibiotik yang diberikan dokter juga berpengaruh untuk meningkatkan resistensi dari bakteri tersebut.

Kompas, Agustus 2010

Jumat, 06 Mei 2011

Jamur Parasit Ubah Semut Jadi Zombie


Jamur yang menginfeksi semut akan tumbuh memanjang di kepala sampai melepaskan spora dan korbannya menjadi seperti zombie yang hanya diam menggigit bagian bawah daun.
 Peneliti temukan empat spesies jamur baru yang bisa mengubah semut menjadi zombie di Amazon. Penelitian yang terbit di jurnal PLoS One itu menunjukkan kalau jamur Ophiocordyceps unliateralis bersifat parasit dan dapat hidup di empat spesies semut (Camponotini sp.) di daerah Zona da Mata, Brazil.
Semut terinfeksi ketika mereka bersentuhan dengan spora yang dilepaskan jamur. Dalam waktu seminggu, semut akan berubah menjadi seperti zombie. "Tingkah laku semut berubah. Mereka menggantung di daun dengan menggigit bagian bawah dedaunan belukar," jelas Profesor David Hughes dari University of Pennsylvania yang juga pemimpin peneliti.
Hughes juga menjelaskan jamur akan tumbuh di kepala semut menjadi seperti antena dan melepaskan sporanya ke udara. Spora itu jatuh ke tanah atau terbawa hujan sehingga dapat bersentuhan dengan semut lain.
Temuan jamur yang membuat semut jadi zombie ini bukan pertama kali. Pada tahun 2009, Hughes menemukan semut zombie di Indonesia. Semut-semut zombie tersebut tergantung pada daun setinggi 25 cm di atas tanah pada lingkungan dengan kelembapan 95 persen--kondisi yang sempurna bagi jamur untuk tumbuh.
Pada spesies-spesies yang ditemukan di Amazon, Hughes menemui perbedaan ukuran dan bentuk. Dua spesies jamur punya spora kedua yang membuat mereka punya kesempatan lebih banyak untuk menempel pada semut. Jamur-jamur baru ini, menurut Hughes, hanya berefek pada spesies semut tertentu saja.

Kompas, Maret 2011

Selasa, 03 Mei 2011

10 Ide Unik Dalam Mengatasi Masalah Lingkungan


1. Melingkari bumi dengan kaca pemantul sinar

Ketika anda sedang berada di pantai, anda mungkin ingin menghindari silaunya sinar matahari dengan memakai kacamata hitam atau sebuah topi. Beberapa ilmuwan mengusulkan strategi serupa dalam menurunkan pemanasan global: membuat sebuah cincin pemantul sinar matahari dan debua angkasa di orbit sekitar daerah khatulistiwa.
Ide ini akan menurunkan jumlah radiasi sinar matahari yang mengenai planet dan beberapa pemicu gas rumah kaca. Ide liar ini akan berbiaya sangat mahal, dengan potensi harga sekitar trilyunan dollar Amerika.

2. Mengisi laut dengan material besi

Ini adalah ide dasarnya: proses fotosintesis plankton memerlukan karbon dioksida dari udara untuk membuat makanan. Ketika plankton mati, mereka akan tenggelam ke dasar lautan bersama dengan karbon yang di hisapnya.
Karena besi merangsang pertumbuhan plankton, beberapa orang menyatakan untuk memupuk lautan dengan material besi untuk menciptakan banyak plankton yang dapat menghisap karbon dioksida.
Beberapa perusahaan swasta bergabung untuk menumpahkan besi ke dalam laut untuk menjual kredit karbon, tetapi para ilmuwan mempertanyakan seberapa efektifkah penyerapan karbon. Beberapa kelompok pecinta lingkungan juga memperingatkan bahwa besi dapat melukai ekosistem lokal.

3. Terus gerakkan dan campurkan lautan

Ahli lingkungan dan pakar masa depan James Lovelock, pencipta hipotesa Gaia, membuat skema yang lucu dalam mengatasi pemanasan global. Ide lovelock adalah menggunakan pipa untuk menstimulasi bercampurnya lautan-lautan di dunia, sampai ke kedalaman, air kaya nutrsi akan memberi makan kumpulan ganggang yang akan mengisap karbon dioksida dari atmosfir dan tenggelam bersama ganggang ke dasar lautan ketika mati. Tetapi metode ini hanya bersifat sementara, karena pemanasan akan terus terjadi.

4. Mengisi udara dengan belerang

Beberapa tipe aerosol atau penyegar udara, partikel-partikel kecil akan terperangkap di udara dan mengakibatkan efek pendinginan di atmosfir. Partikel-partikel ini akan menghalangi beberapa radiasi panas matahari dan menghamburkannya kembali ke angkasa.
Efek pendinginan pada iklim bumi biasanya dapat terlihat setelah letusan gunung berapi, yang mana memuntahkan berjuta-juta ton belerang ke dalam atmosfir. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa untuk mentetralkan pemanasan global, kita dapat meniru perilaku alam dengan menginjeksikan belerang ke dalam atmosfir. Satu masalah yang akan muncul adalah rencana ini akan mengakibatkan hujan asam. 

5. Biarkan cacing berada di dapur

Cacing dapat berguna dengan meletakkan mereka ke dalam sampah organik yang selanjutnya berubah menjadi kompos.

6. Rubah pola makan

Jika orang Amerika banyak berjalan dan menghindari makan daging merah, kita dapat menurunkan emisi karbon dioksida dan menyerang epidemi kegemukan. Seorang ilmuwan telah menghitung bahwa jika semua orang Amerika berusia antara 10 sampai 74 tahun berjalan kaki setengah jam sehari sebagai pengganti naik mobil, maka itu akan memotong emisi karbon dioksida sebanyak 64 juta ton (dan juga beberapa kilogram berat tubuh).
Badan pangan PBB, Food and Agriculture Organization melaporkan bahwa industri daging merah bertanggung jawab atas 18% dari emisi gas, melalui penggunaan pupuk buatan, pupuk kandang dan energi yang diperlukan untuk transportasi pakan ternak dan daging merah.

7. Mengubur gas karbon

Ketika kita terus memanasi bumi dengan karbon dioksida, beberapa ilmuwan mengusulkan untuk menarik gas karbon dioksida yang berlebih dan menyimpannya ke suatu tempat, mungkin di bawah tanah, lapisan batu bara atau ladang gas dan minyak yang sudah kosong.
Untuk melakukannya, karbon dioksida harus di pisahkan dari pabrik, di kompresi dan di injeksikan ke bawah tanah, yang mana akan bertahan selama ribuan tahun. Masih terdapat beberapa pertanyaan mengenai biaya penyedotan karbon dioksida dari pabrik, dan masalah lingkungan terhadap bocornya gas dari dalam tanah.

8. Hidup dengan sampah

Ini bukan berarti anda harus berhenti membuang sampah setiap minggu dan memulai hidup di lautan tisu dan pembungkus makanan. Seorang ahli teknik dari University of Leeds di Inggris telah membuat material bangunan dari bahan limbah (seperti kaca daur ulang, abu bekas pembakaran).
Bitublocks ini dapat digunakan untuk membangun rumah. Selain itu dalam pembuatannya juga memakan energi lebih sedikit dibandingkan dengan pembuatan batako. Ilmuwan lain juga telah mengajukan proposal penggunaan material limbah dari peternakan unggas, seperti bulu ayam untuk membuat plastik ramah lingkungan. 

9. Memotong emisi gas

Proposal untuk merubah polusi yang dihasilkan oleh pembangkit energi, membatasi jumlah karbon dioksida pada bisnis, industri atau negara, atau pengenaan pajak terhadap emisi gas akan membawa emisi ke level yang lebih rendah secara menyeluruh, dan banyak negara telah menandatangani secara sukarela janji untuk memotong emisi pada Protokol Kyoto. Beberapa negara bagian, terutama California, telah mendorong suatu regulasi untuk mengatasi karbon dioksida.

10. Membatasi penggunaan kantong plastik dan lampu pijar
Ini mungkin terdengar seperti keputusan yang terburu-buru, tetapi San Francisco, Cina dan Australia semua sudah menerapkannya. Cina menginginkan membersihkan negaranya dari “polusi putih” — kantong-kantong plastik yang menyumbat jalan dan pembuangan air.
Australia berharap memotong emisi gas rumah kaca dan menurunkan tagihan listrik rumah tangga dengan menghapus secara bertahap pemakaian lampu pijar. Beberapa ukuran telah meraih momentum-nya dalam tahun terakhir dengan campur tangan pemerintah dalam melawan sampah plastik dan lampu yang tidak efisien.
Tetapi sebelum anda khawatir mengenai bagaimana anda membawa barang grosir anda, terdapat beberapa alternatif seperti: kantong kertas daur ulang dan lampu neon yang lebih efisien.

Kompas, maret 2011

Senin, 02 Mei 2011

10 Hal yang Harus Diketahui tentang Nyamuk Transgenik

Dewan Keamanan Hayati Nasional (National Biosafety Board - NBB) Malaysia baru-baru ini menyetujui aplikasi dari Institute for Medical Research (IMR) untuk melepaskan nyamuk jantan Aedes aegypti transgenik (rekayasa genetik atau genetically modified). IMR ingin melakukan percobaan lapangan di Bentong dan Alor Gajah (Malaysia) untuk melihat seberapa jauh nyamuk jantan terbang dan berapa lama mereka hidup.
Tujuan dari teknologi transgenik ini adalah agar nyamuk jantan transgenik kawin dengan nyamuk betina liar. Genetik mereka dimodifikasi sehingga sebagian besar keturunannya mati sebelum menjadi dewasa. Harapannya adalah bisa mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (penyebab demam berdarah – tambahan dari penterjemah), sehingga diharapkan bisa mengurangi insiden demam berdarah.
1. Transgenik (rekayasa genetik) sering dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan tak terduga. Risiko ini tidak boleh dianggap remeh. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang keamanan nyamuk transgenik.
2. Ada sedikit pengetahuan dan pengalaman dengan nyamuk transgenik ini dan beberapa ilmuwan khawatir mengenai dampaknya pada kesehatan dan lingkungan hidup. Beberapa ilmuwan ini menyampaikan kekhawatirannya yang meningkat kepada NBB dan Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia. Kurangnya kesepakatan, bahkan di antara para ilmuwan atas keamanan teknologi ini berarti bahwa kita harus lebih berhati-hati dengan pelepasannya.
Listen
Read phonetically 3. Usulan percobaan lapangan sangat mungkin berulang beberapa kali, dengan total nyamuk transgenik yang dilepas dalam jumlah begitu besar. Pelepasan di kedua lokasi, berpenghuni dan tidak berpenghuni akan membutuhkan sekitar 2.000-3.000 nyamuk transgenik per hari selama dua hari berturut-turut, atau pelepasan single sekitar 4.000-6.000 nyamuk transgenik. Dengan asumsi ada dua situs dan dua tahap di setiap tempat (berpenghuni dan tak berpenghuni), berarti ada sejumlah 16.000-24.000 nyamuk transgenik bisa dilepaskan ke lingkungan Malaysia. Angka ini akan jauh lebih tinggi jika percobaan berulang kali.
4. Tidak ada jaminan mutlak bahwa hanya nyamuk jantan transgenik akan dilepas. IMR akan menggunakan teknik mekanik dan manual untuk memilah pupae jantan dari betina sebelum melepas. Untuk percobaan dibutuhkan jumlah besar, mungkin ada kesalahan manusia atau teknis. Karena nyamuk betina yang menggigit manusia dan dapat menularkan penyakit, ini yang mengkhawatiran.
5. Beberapa larva transgenik yang diprogram untuk mati akan bertahan. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan jantan transgenik dengan nyamuk betina liar seharusnya mati. Namun, sebagian kecil larva akan bertahan (3-4 persen selamat di laboratorium). Beberapa yang selamat adalah betina. Kelangsungan hidup larva transgenik juga berarti bahwa gen asing yang dilibatkan mungkin tidak sepenuhnya dihilangkan dari lingkungan, dengan konsekuensi yang tidak diketahui.
6. Jika nyamuk transgenik menjadi bagian dari strategi pengendalian demam berdarah di Malaysia, jutaan nyamuk transgenik harus dilepas secara terus menerus. Seperti nyamuk yang bereproduksi terus menerus, pelepasan harus dilakukan secara periodik, mungkin setiap minggu, untuk menekan populasi nyamuk. Diketahui bahwa 100 juta sampai satu milyar nyamuk transgenik harus ditimbun untuk sebuah proyek tertentu. 7. Teknologi transgenik yang digunakan dalam nyamuk dimiliki oleh sebuah perusahaan asing, Oxitec limited yang berbasis di Inggris. Oxitec memegang paten global terhadap teknologi ini. Ia berdiri untuk memperoleh hasil dari pelepasan lanjutan dari nyamuk transgenik. Saat ini perusahaan sedang menghadapi kerugian finansial, dan karenanya mungkin sangat berkepentingan untuk mendapatkan persetujuan produk ini.
8. Jika nyamuk Aedes aegypti transgenik dikurangi jumlahnya dalam jangka panjang, mungkin ada peningkatan spesies nyamuk
lain, Aedes albopictus, yang juga menularkan demam berdarah maupun chikungunya di Malaysia. Ini adalah cara kerja alami - ketika satu spesies berkurang, yang lain akan mengantikan tempatnya.
9. Ini akan menjadi pelepasan nyamuk transgenik kedua di dunia. Mengapa masyarakat dan lingkungan Malaysia menjadi kelinci percobaan? Percobaan lapangan telah dilakukan di Kepulauan Cayman pada tahun 2009 dan 2010 dengan nyamuk transgenik yang sama. Bagaimanapun, lingkungan (baik ekologi maupun manusia) Malaysia benar-benar berbeda. Kita tidak bisa meramalkan pelepasan itu dengan situasi Malaysia. Belum ada publikasi atas evaluasi laporan kajian risiko dan pemantauan dari percobaan Kepulauan Cayman.
10. Penduduk dimana ada pelepasan nyamuk transgenik memiliki hak untuk mengatakan Tidak pada percobaan ini. Salah satu syarat dan kondisi dari persetujuan adalah wajib bahwa IMR memperoleh konsensus dan persetujuan dari penduduk di lokasi pelepasan melalui forum publik.

Disarikan Redaksi Berita Bumi - 21 Dec 2010