TERIMA KASIH SELAMAT DATANG

Selamat menikmati lembar pengetahuan yang sederhana ini. Semoga bisa memberi manfaat kepada kita semua khususnya buat kami. Silahkan berbagi pengetahuan agar memberi kebaikan baik bagi diri maupun lingkungan sekitar kita.

Rabu, 30 Maret 2011

SENIN DADAKAN: Mitos dalam Cerita Rakyat

I don’t like Monday mungkin pernah terngiang di telinga kita semua tetapi senin ini menjadi sangat menyenangkan karena praktek perkuliahan berjalan sangat lancar.
Hampir tidak ada dalam pikiran ini jika ada kegiatan yang baik untuk menambah khasanah keilmuwan saya hari ini. Beruntung seseorang mengingatkan jika hari ini ada kegiatan diskusi tentang Cerita Rakyat dalam Khasanah ilmu sosial nusantara akan berlangsung jam 15.00 WIB. Terima kasih telah begitu baik mengingatkan saya. Dan yang membuat semangat ini makin meninggi karena informasi tersebut ternyata telah  ter-upload di blog yang telah saya buat ini-jadi menyadari benar betapa pentingnya untuk membuat blog agar bisa saling berbagi.
Diskusi tersebut dilaksanakan di Perpustakaan Kota Yogya yang diselenggarakan oleh Komunitas Kembang Merak-maaf referensi saya masih sedikit tentang komunitas ini- informasi awal tentang kegiatan ini saya dapatkan lewat bulletin yang dibuat oleh Perpustakaan Kota Yogya beberapa pekan yang lalu sewaktu memperpanjang masa pinjam buku saya-terima kasih ya-.
Ada tiga orang pembicara dalam diskusi ini: Ryan sugiarto dari Komunitas Kembang Merak dengan materi berjudul Cerita rakyat: Khasanah (ilmu) Sosial Nusantara, Fairuzul Mumtas,SS dari Mahasiswa Pascasarjana Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan materi Mitos dan Kisah-kisah Nusantara masa Kini (Hilanganya Nilai-nilai leluhur), dan Prof.Dr.Heddy Shri Ahimsa Putra,M.A,M.Phil dari Antropologi Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada dengan materi Mitos “Dewi Sri”: Relasi-realsi simbolik dan nilai-nilai di dalamnya.
Konten materi yang sangat menyenangkan buat saya karena merupakan brand new pemikiran dan mencoba untuk out of the box.
Dari beberapa hal yang saya tangkap dari diskusi tersebut bahwa mitos ternyata berkembang dan sangat mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat nusantara selama ini sejak dulu sampai sekarang walaupun mitos ada yang mempercayai dan ada juga yang tidak mempercayainya.
Dalam diskusi ini cerita rakyat seperti Cerita Roro Jongrang yang coba di gambarkan oleh Ryan yang syarat dengan makna dan symbol dan masih dapat dinikmati keberadaannya di Candi prambanan. Atau cerita tentang Malin Kundang yang coba di modifikasi ala jaman sekarang melalui medi elektronik-televisi-dari cerita yang seperti kita ketahui bahwa maling durhaka dan dikutuk hingga cerita malin tidak di kutuk tapi hanya mengalami kesialan saja ini di tuturkan oleh Fairus yang menurutnya terlalu banyak rekayasa dan kepentingan didalam pembuatannya termasuk kepentingan kapitalis katanya. 
Dan diskusi menjadi lebih seru lagi ketika sesi Pak Heddy-datangnya telat karena pesawatnya telat mendarat dari Jakarta katanya-nah beliau mengisahkan mitos tentang Dewi Sri yang seperti kita ketahui adalah merupakan simbol kesuburan atau Dewi padi dan ternyata begitu banyak cerita yang mengejutkan ada didalamnya dan yang paling menarik adalah ketika beliau menceritakan pengalaman meneliti di Sulawesi Selatan bahwa ternyata perempuan bugis lebih senang tidak menikah-untuk kalangan bangsawan-jika mereka tidak mendapat pasangan yang setara dengan strata sosial yang mereka miliki-Arung, Karaeng, Andi-. Beliau juga sempat meminta maaf jika ada yang tersinggung dengan hal tersebut tetapi itulah kenyataan yang beliau dapatkan ketika melakukan penelitian tersebut. Jadi kepikiran mahalnya uang belanja perempuan bugis apa ada kaitannya denga ini ya…!?!?!?!?!
Gambaran beliau tentang relasi-relasi simbolik dan nilai-nilai didalamnya jelas tergambar dalam mitos Dewi Sri ini bagaimana analisis dan tafsir miteme yang beliau buat seperti bagian-bagian tubuh tokoh-tokoh dunia dewa ini mewakili tokoh flora maupun fauna.
Intinya bahwa mitos bukan sesuatu yang tidak boleh ada ada tetapi mitos harus berangkat dari sebuah kisah dan ada penokohan didalamnya bukan hanya mengatakan bahwa pohon itu pohon keramat tanpa tahu bahwa kenapa pohon itu keramat karenanya haruss ditahu apakah pohon keramat itu perwujudan seseorang yang jahat ataukah pangeran yang dikutuk menjadi pohon tersebut.
Kira-kira cukup ini yang bisa saya bagi semoga bermanfaat.

Referensi:
Diceritakan berdasar pada pemahaman pribadi dalam Pengalaman Pribadi mengikuti Diskusi Maret 2011 Komunitas Kembang Merak “Khasanah Nilai Sosial dalam Cerita Rakyat di Perpustakaan Kota Yogyakarta, Senin, 28 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.